Sikap Menghargai dan Menghormati Orang Lain
Salah satu kecenderungan bahkan kebiasaan orang beriman adalah selalu ingin berbuat baik kepada orang lain, baik memiliki hubungan kekerabatan atau tidak, yang dikenal maupun tidak dikenal. Orang beriman selalu ingin berbuat baik, karena itu merupakan salah satu cara dalam bersyukur kepada Allah SWT atas kebaikan-kebaikan yang diberikan kepadanya (QS Al-Qasas/28 : 77). Kata menghargai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti bermacam-macam, di antaranya memberi, menentukan, menilai, membubuhi harga, menaksir harga, memandang penting (bermanfaat, berguna), menghormati. Karya orang lain adalah hasil perbuatan manusia berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang bermanfaat atau berguna untuk orang lain. Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antarmanusia agar terwujud suatu kehidupan masyaraakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin dihargai. Kecenderungan manusia secara alamiah adalah keinginan untuk mendapat tanggapan atau penghargaan atas apa yang dilakukannya. Kebutuhan untuk menuangkan ekspresi diri secara positif telah mendorong setiap orang untuk terus menghasilkan karya terbaik demi kebaikan dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, upaya dan hasil karya kreatif yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak sudah selayaknya memperoleh penghargaan yang positif pula. Menghormati dan menghargai hasil karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karay merupakan pencerminan dari pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan sesuatu sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih lebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-sama menghadapi persoalan tertentu, seseorang harus berusaha saling memberi dan menerima saran, pendapat, atau nasihat dari orang lain yang pada awalnya pasti akan terasa sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi seseorang telah mampu menekan ego pribadinya melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melalui pendidikan akhlak. Selanjutnya, ia akan selalu terdorong untuk berbuat yang baik kepada orang lain. Dari Abu Syaibah bahwa Nabi saw. bersabda “Setiap perbuatan yang baik adalah sedekah”(HR Muslim) Kita tidak dapat mengingkari bahwa keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mudah dan santai, tetapi dengan perjuangan yang gigih, ulet, kerajinan, dan ketekunan serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita patut memberikan penghargaan atas jerih payah tersebut. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut : 1. Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Keluarga Dalam suatu keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya. Bahkan dalam keluarga di masyarakat kita, tidak jaranf ada juga anggota keluarga lain yang tinggal bersama. Misalnya saja anggota keluarga yang lain itu seperti kakek/nenek, adik/kakak dari pihak ibu/bapak, saudara sepupu, dan semacamnya. Di antara anggota keluarga itu harus ada sikap/perilaku saling menghormati serta saling menghargai. Perwujudan sikap/perilaku saling menghormati dan menghargai itu antara lain melalui sikap, ucapan, dan perbuatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Dalam interaksi antara suami dan istri misalnya suami dianggap menghormati dan menghargai istri apabila ia memenuhi hak-hak istrinya dan menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan sebaik-baiknya pula. Dalam interaksi antara anak dan orangtuanya misalnua setiap anak harus menyadari bahwa kedua orangtuanya, merupakan irang-orang yang paling berjasa. Oleh karena itu, si anak wajib menghormati dan menghargai kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada mereka. Seorang anak dianggap berbakti kepada kedua orang tuanya, apabila sikap, tutur kata, dan perbuatannya menyenangkan serta mendatangkan manfaat bagi mereka. Berbahagialah anak yang senantiasa menghormati dan menghargai kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada mereka, karena ia akan memperoleh ridha Allah Swt dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Terkait dengan iteraksi antara anak dan orangtuanya Rasulullah bersabda: Artinya : “Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan kedua orang tuanya. “ (H.R. Turmidzi) Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda : Artinya : “Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tua, maka berbahagialah ia dan Allah akan menambahkan kebahagiaan dalam hidupnya.” (H.R. Abu Ya’la dan Tabrani) Bila dalam suatu keluarga sikap saling hormat-menghormati dan harga menghargai ini diterapkan, tentu keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang damai dan bahagia. 2. Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Bertetangga Tetangga ialah orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal kita. Bersikap menghormati dan menghargai tetangga termasuk akhlak mulia serta meruakan tanda dari tanda-tanda orang beriman. Rasulullah bersabda : Artinya : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia menghormtai tetangganya” (H.R. Muslim) Allah SWT berfirman, yang artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-ana yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S. An-Nisa, 4 :36) Seseorang dianggap menghormati dan menghargai tetangganya, apabila sikap, ucapan, dan perbuatannya itu baik, diridhai Allah serta mendatangkan manfaat. Termasuk ke dalam perbuatan yang baik, apabila seseorang melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap tetangganya. Rasulullah SAB bersabda yang artinya : “Saya, (Mu’awiyan bin Jundup r.a, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kewajiban tetangga terhadap tetangganya?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Jika sakit Anda jenguk, jika mati Anda antarkan jenazahnya, jika meminjam uang Anda pinjami, jika kekurangan Anda tutupi, bila mendapat kebaikan Anda beri selamat, bila mendapat kesusahan Anda hibur, jangan meninggikan bangunanmu di atas bangunannya, sehingga menghalangi datangnya angin kepadanya dan jangan diganggu dengan bau masakanmu, kecuali Anda memberi hadiah kepadanya dari masakan itu.” (H.R. Tabrani) Juga Rasulullah bersabda : Artinya : “Wahai Abu Zar, jika Anda memasak hendaklah Anda perbanyak kuahnya dan berilah hadiah kepada tetanggamu.” (H.R. At-Tirmidzi dan Annasa’i) Jika berbuat baik kepada tetangga itu, merupakan suruhan Allah SWT, karena akan mendatangkan manfaat, maka berbuat jahat kepada tetangganya termasuk ke dalam larangan-Nya karena
Sikap Menghargai dan Menghormati Orang Lain Read More »